Jumat, 31 Agustus 2012

[Penginapan] Kakadu Lodge & Caravan Park

Malam Bertabur Bintang di Kakadu Lodge
Di Australia, kita bisa main-main ke banyak Taman Nasional karena tempatnya terawat, ada jalan yang mulus, dan selalu ada pilihan akomodasi, mulai dari area camping sampai hotel mewah.

Tidak banyak pilihan akomodasi di Kakadu National Park yang letaknya di antar berantah ini. Hanya ada satu kota kecil Jabiru yang menjadi pendukung logistik penginapan yang ada di sini. Nggak heran kalau tarif menginap di sini lebih mahal daripada di kota.

Di kota Jabiru ada tiga pilihan penginapan: Wildman Wilderness Lodge, Kakadu Lodge & Caravan Park dan Gagudju Crocodile Holiday Inn. Sementara di Cooinda, tempat kami menunggu untuk ikut tur Yellow Water Cruise, ada Gagudju Lodge Cooinda. Dua penginapan yang terakhir ini bisa dipesan melalui website Gagudju-Dreaming, yang merupakan operator tur Yellow Water Cruise dan paket tur lainnya. Tadinya saya ingin menginap semalam di Holiday Inn yang bentuk hotelnya kalau dilihat dari atas seperti buaya dan semalam lagi di Gagudju Lodge Cooinda supaya itinerary cocok dengan tempat menginap, ketika selesai Yellow Water Cruise bisa langsung istirahat di Cooinda. Gagudju Lodge Cooinda ini juga cocok untuk yang ingin ikut Sunrise Yellow Water Cruise, karena tur dimulai tepat di depan lodge, tinggal menunggu jemputan. 

Sayangnya Holiday Inn dan Gagudju Lodge Cooinda kapasitasnya maksimal empat orang per kamar. Sementara kami rencananya pergi berlima. Saya sudah menghubungi Holiday Inn dan Cooinda Lodge, tapi mereka tidak bisa membantu soal kapasitas kamar, jadi harus memesan dua kamar. Akhirnya saya putuskan untuk memesan penginapan di Kakadu Lodge dan Caravan Park. Cabin di sini bisa muat untuk lima orang: ada ranjang utama untuk dua orang, ranjang susun untuk dua orang dan satu lagi ranjang sorong untuk satu orang. Harga per malam untuk lima orang tidak murah. Saya memesan melalui website check-in sebesar AUD 240 per malam. Mahal ya? Begitulah, kombinasi antara peak season (musim kemarau dan musim liburan Juni-Juli) dan akomodasi yang jauh dari mana-mana membuat harga relatif mahal. Harga di atas belum termasuk sarapan pagi, duh. Saya pesan di website Check In karena tergoda oleh cash-back mereka yang diberikan langsung ketika memesan. Lumayan bisa menghemat $13, hehe. Saran saya, jangan terlalu fanatik dengan satu booking engine. Bandingkan harga/tarif penginapan di minimal tiga booking engine, termasuk website mereka sendiri, baru pilih yang termurah. Kalau malas browsing, bisa klik Hotels Combined yang sudah 'pintar' membandingkan langsung beberapa booking engine, kita tinggal pilih.

Sebenarnya ada yang lebih murah daripada penginapan yang saya sebutkan di atas, yaitu mendirikan tenda di tempat camping yang disediakan oleh pengurus national park. Daftar tempat camping bisa dilihat di buku panduan Kakadu NP atau website. Tapi namanya di alam liar beneran, tempat-tempat ini tidak steril dari hewan buas. Ketika saya kembali ke Darwin, saya membaca di salah satu koran lokal bahwa ada tenda traveler yang diserang oleh Dingo (anjing liar khas Aussie). Duh, kalau saya hanya berani pasang tenda di tengah-tengah peradaban :)

Kasur The Emak dan Si Ayah
Kasur The Precils
Saya tidak menyesali pilihan menginap di Lodge ini. Tempatnya bagus, sekitarnya rimbun dan bersih. Kabin kami tidak besar, tapi cukup luas untuk berlima, dilengkapi dapur mungil dan kamar mandi di dalam. Fasilitas dapur cukup lengkap untuk menyiapkan makan sendiri: kulkas besar, ketel air listrik, pemanggang roti dan hotplate (wajan listrik). Tentu kami membawa rice cooker kecil sendiri untuk menanak nasi :p Karena Kakadu lumayan jauh dari peradaban, kami membawa bahan makanan dari Darwin. Ketika memasak sendiri ketika traveling, saya nggak mau ribet. Biasanya kami akan membeli satu daging (ayam atau sapi) yang sudah dibumbui di supermarket (ada juga dalam bentuk sate/kebab), dan membeli bahan-bahan salad: selada, tomat dan timun. Nanti dagingnya tinggal di-grill atau dibarbekyu. Tambahkan nasi hangat, sudah jadi menu sehat dan mengenyangkan. Yum!

Menginap di Lodge memang menguntungkan karena kita bisa memasak sendiri makanan kita. Kalau tinggal di hotel, tidak ada dapur atau tempat memasak sendiri, jadi harus keluar uang untuk membeli makan di restoran, yang tentunya lebih mahal dan bisa jadi berbeda dari selera kita (dan belum tentu ada nasi untuk Si Ayah :p).


Dapur mungil
The Precils having a good time at swimming pool
Selain dapur, fasilitas lodge lain yang kami gunakan adalah mesin cuci dan kolam renang. Pagi hari sebelum berangkat ke Cooinda, kami sempat berenang di kolam renang 'pribadi' karena tidak ada penghuni lain yang senekat kami, berenang di air yang dingin. Meskipun saat itu suhu udara panas, namun suhu air sangat dingin, apalagi di pagi hari. Setelah anak-anak selesai berenang, kami bisa langsung mencuci baju di mesin laundry yang dioperasikan dengan koin. Malamnya ketika kami kembali, baju-baju sudah kering dan wangi :) 

Satu hal yang istimewa ketika menginap di Taman Nasional Kakadu, kami disuguhi hiasan langit yang spektakuler. Karena minimnya cahaya buatan manusia (hampir tidak ada pemukiman penduduk), bintang-bintang di langit kelihatan sangat jelas. Maklum orang kota, saya terkagum-kagum menikmati pemandangan langit nan indah yang berhasil diabadikan Si Ayah ini.

 ~ The Emak

Rabu, 15 Agustus 2012

Road Trip Darwin - Kakadu

Jalanan sepi. Dunia serasa milik kami berdua... eh, berempat :p

Sejak Darwin masuk dalam pilihan "Destination Lonely Planet 2012", pemkot Darwin langsung gencar pasang iklan 'Visit Darwin' di mana-mana. Tahun ini adalah tahun yang paling tepat untuk mengunjungi Darwin dan Northen Territory. Memang pemerintah Aussie paling pinter memanfaatkan momentum seperti ini. Saya termasuk salah satu yang termakan iklan. Memikirkan cara kapan dan bagaimana bisa mengunjungi Darwin tahun ini.

Saat ini kami sudah mengunjungi 5 dari 8 negara bagian di Australia: NSW, ACT, Victoria, Queensland dan Tasmania. Pengennya sih memang mengunjungi SEMUA negara bagian. Mumpung masih tinggal di sini.

Kami yang suka dengan wisata alam, punya dua pilihan tempat wisata alam yang menarik di Northen Territory: Uluru (dulu dikenal sebagai Ayers Rock) atau Taman Nasional Kakadu. Uluru, batu raksasa di tengah benua Australia ini memang menakjubkan. Selain menikmati fenomena alam, kita bisa mempelajari budaya suku asli aborijin di sini. 

Sayangnya dompet kami tidak terlalu tebal untuk mengunjungi Uluru. Tiket pesawat dari Sydney ke Alice Springs (kota terdekat untuk mengunjungi Uluru) lebih mahal daripada tiket Sydney-Bali, apalagi di musim liburan. Sementara, jalan darat atau road trip dari Darwin ke Uluru terlalu jauh bagi kami: sekitar 2000km, bisa ditempuh dalam 25 jam. Selain transportasi, penginapan di sana juga tidak murah. Akhirnya kami mengurungkan niat jalan-jalan ke Uluru, mungkin lain kali?

Untuk teman-teman yang ingin ke Uluru (liburan backpacker mungkin bisa lebih hemat), ada website yang bagus dari pemerintah Aussie, klik di sini. Untuk pilihan akomodasi bisa dilihat di sini.

Kecewa tidak mungkin bisa ke Uluru tahun ini, saya semakin rajin mencari tahu tentang Taman Nasional Kakadu yang letaknya 3 jam dengan mobil dari Darwin. Website dan buku panduan merekomendasikan Kakadu NP dikunjungi pada musim kemarau, yang jatuh sekitar bulan Mei - September. Di musim hujan Kakadu yang sebagian besarnya adalah tanah rawa, tidak bisa dilewati dengan mobil biasa, bahkan 4WD karena banjir.

 

Beruntung, kami punya kesempatan mengunjungi Darwin dan Kakadu di bulan Juni, bersamaan dengan kepulangan kami ke Indonesia. Jadi dari Sydney, kami mampir dulu ke Darwin dan jalan-jalan ke Kakadu selama enam hari, kemudian lanjut pulang ke Indonesia via Denpasar. 

Setelah mendapatkan tanggal dan memesan tiket pesawat, saya mulai menyusun itinerary. Ketika itu saya bingung apakah mau menyewa mobil dan melakukan road trip atau ikut tur saja. Dari website ini, banyak tujuan wisata yang hanya bisa dicapai dengan mobil 4WD, sementara Si Ayah belum pernah menyetir 4WD. Bisa dibayangkan kengerian kami kalau ada apa-apa dengan mobil 4WD di tengah antah berantah. Sempat terpikir oleh saya untuk mengikuti tur saja dari Darwin ke Kakadu. Namun saya tidak menemukan tur yang cocok untuk keluarga dengan anak balita. Biasanya tur yang dijual untuk backpacker atau keluarga dengan anak yang lebih besar. 

Untungnya saya menemukan website operator tur yang dimiliki oleh orang aborijin ini: Gagudju Dreaming. Website ini sangat membantu saya untuk membuat itinerary yang cocok untuk the precils. Dari operator ini saya juga memesan salah satu tur yang 'wajib' dilakukan kalau mengunjungi Kakadu:
Yellow Water Cruise, saat sunset atau sunrise. Sesuai contekan itinerary dari mereka, kami akan menyewa mobil biasa (bukan 4WD) dan hanya mengunjungi tempat-tempat yang bisa dan aman dilalui mobil biasa saja.


Inilah itinerary road trip Darwin - Kakadu - Darwin kami:
A= Darwin, B=Jabiru, C=Ubirr, D=Yellow Water Cooinda
Hari 1
Darwin - Jabiru: 255 km, 3 jam 30 menit
Jabiru - Ubirr pp: 2x 41km, 2x 1 jam

Hari 2
Jabiru - Yellow Water: 2x 50km, 2x 1 jam
via An Bang Bang Billabong dan Waradjan Cultural Centre pp

Hari 3
Jabiru - Darwin: 255 km, 3 jam 30 menit

Kami menginap dua malam di Kakadu Lodge di kota kecil Jabiru.

Dalam perjalanan menuju Kakadu NP, kami singgah sebentar di Window on The Wetlands yang mempunyai display menarik tentang keanekaragaman hayati di sana. Di hari kedua, sebelum mengikuti tur Sunset Yellow Water Cruise, kami singgah di Nawurlandja Lookout dan Waradjan Cultural Centre. Pulang dari Kakadu menuju Darwin, kami sempatkan singgah di Mamukala Wetlands. Sebenarnya masih banyak tempat yang bisa dikunjungi di Kakadu NP, beberapa di antaranya hanya bisa dilewati mobil 4WD, yaitu air terjun Jim Jim dan Twins.



Pemandangan dari Window on The Wetlands
Seperti biasa, kami memesan mobil secara online sebelum memulai perjalanan. Kali ini, setelah membandingkan harga, kami memilih memesan melalui Thrifty. Tarif dasar sewa mobil di Darwin lebih murah daripada di Sydney, tapi ternyata kita harus menambah harga sewa sesuai kilometer yang digunakan. Alhasil total sewa sama saja. Untuk enam hari sewa, kami membayar AU$ 338,23. Mobil kami ambil di bandara Darwin dan dikembalikan di tempat yang sama. Sewa mobil di Australia tidak termasuk sopir lho, harus menyetir sendiri. Tips menyewa dan menyetir mobil di Australia pernah saya tulis di sini.

Dari Darwin menuju Kakadu NP kami melewati jalan tol gratis yang lumayan sepi. Semakin ke pedalaman, jalanan semakin sepi. Kadang tidak ada mobil lain kecuali mobil (sewaan) kami. Meskipun sepi, tetap harus hati-hati menyetir mobil di sini karena kadang ada truk gandengan atau istilah di sini: road train. Tidak tanggung-tanggung, truk di sini gandengannya empat atau lima! Jadi harus hati-hati benar kalau ingin mendahului road train, harus dipastikan jalanan lurus dan tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan sepanjang 100m. 

Jalan dari Jabiru menuju Ubirr lebih kecil lagi, tapi sudah dilapisi aspal mulus. Hanya kadang ada jalan menurun yang kebanjiran dari wetlands (rawa). Di sini kita harus hati-hati karena banyak marga satwa liar seperti burung bangau yang menyeberang jalan. Pemandangan selama road trip dari Darwin ke Kakadu NP cukup membosankan, kanan kiri hanya ada pohon-pohon dan tanah merah. Pemandangan yang sama kami lihat selama tiga jam. Beda sekali dengan road trip kami sebelumnya di NSW, Tasmania atau tentu saja New Zealand. Tapi setelah masuk ke taman nasionalnya, kami lumayan dihibur dengan pemandangan gunung dari batu-batu alam yang menjulang, warnanya merah. 

Yang perlu diperhatikan, saat musim kemarau temperatur di Kakadu NP lumayan panas, mencapai 32 derajat celcius. Kami harus banyak minum air putih, memakai tabir surya dan mengenakan topi. Menjelang senja, kami juga harus mengoleskan krim anti serangga.

Meskipun hanya 3 hari 2 malam, road trip ke Kakadu NP ini cukup mengesankan. Tunggu cerita selengkapnya di postingan selanjutnya ya :)

Ransel dan koper kami
Mobil kami yang paling mungil :)
Berteduh di tempat parkir
~ The Emak

Rabu, 08 Agustus 2012

[Penginapan] Barramundi Lodge Darwin

The Emak dan Little A di depan Barramundi lodge
Kami memilih penginapan murah Barramundi Lodge ini karena cuma akan numpang semalam di Darwin, sebelum menjelajah Taman Nasional Kakadu keesokan harinya.

Penerbangan dari Sydney ke Darwin perlu waktu hampir lima jam. Berangkat dari Sydney siang, kami baru sampai di Darwin ketika langit sudah memerah, matahari hampir pamit. Begitu mendarat, saya langsung menelpon resepsionis penginapan ini karena kantor mereka tutup jam 5.30 sore. Kalau ingin cek in lewat dari jam itu harus janjian dulu. Kami menunggu sebentar bersama beberapa orang backpacker yang juga sedang mencari akomodasi. Tak lama ibu paruh baya yang kemungkinan pemilik penginapan ini menyambut kami. Kamar kami di lantai dua sudah siap. Cek in berlangsung mulus tanpa repot, cukup memperlihatkan salinan booking online. Setelah itu kami bergegas ke kamar kami untuk beristirahat.


Rekomendasi penginapan ini saya dapat dari Lonely Planet Australia edisi lama (tahun 2005). Sepertinya penginapan ini memang penginapan yang sudah beredar lama di kalangan backpacker. Ada beberapa pilihan akomodasi mulai dari bunk bed (ranjang susun) untuk backpacker sampai kamar untuk keluarga yang muat sampai 5 orang seperti yang kami tempati. Semuanya dengan fasilitas kamar mandi terpisah/umum. Saya memesan kamar ini dari website booking.com karena website Barramundi Lodge sendiri tidak begitu meyakinkan :) Harganya sama, untuk family room yang muat untuk 5 orang harganya $165 per malam. Lumayan mahal ya untuk ukuran budget accommodation? Maklum aja, bulan Juni yang merupakan musim kemarau adalah musim liburan, termasuk high season untuk Darwin. Kalau ingin harga kamar yang jauh lebih murah bisa berkunjung ke sini ketika musim penghujan dan bukan musim liburan sekolah. Kami pesan kamar untuk 5 orang karena tadinya Mama kami mau ikut liburan ke Darwin ini, tapi akhirnya batal. Kalau mau mencari penginapan untuk 4 orang saja, atau kurang dari itu, bisa pesan kamar yang lebih murah.

Lokasi penginapan ini, 4 Gardens Rd, The Gardens tidak tepat di tengah kota, tapi dekat dengan Botanical Garden dan bisa jalan kaki ke Mindil Beach Market dan Casino. Tadinya saya berencana jalan-jalan ke Mindil Beach Market ini karena kebetulan kami datang Kamis malam (pasar Mindil hanya buka Kamis dan Minggu malam), tapi apa daya kami sudah terlalu capek dan lapar, dan memutuskan untuk jalan (naik mobil) ke kota mencari makan dan belanja kebutuhan bahan makanan untuk road trip ke Kakadu keesokan harinya. Malamnya kami bisa tidur dengan nyenyak karena lokasi penginapan ini lumayan tenang, jauh dari keramaian kota.







Fasilitas yang ada di lodge ini cukup sederhana, sesuai harganya :) Di kamar kami ada satu double bed dan satu double bunk bed (ranjang susun dobel). Ada juga fasilitas kitchenette (dapur sederhana) berupa kulkas kecil, microwave, ketel listrik, toaster, kompor listrik, peralatan makan minum dan peralatan memasak. Semua masih dalam kondisi baik kecuali kompornya yang sudah karatan. Kami hanya memakai peralatan dapur ini untuk memanaskan makanan. Kamar mandi yang cukup bersih letaknya terpisah dari kamar, harus jalan kira-kira 10 meter :) Jarak yang 'cukup jauh' ini membuat kami jadi malas mandi (ahlesyan!). Bagi kami, cuci muka dan sikat gigi di kitchen sink sudah cukup (jangan ditiru!). Di lodge ini juga ada fasilitas kolam renang kecil yang bebas untuk digunakan. Sayangnya kami tidak sempat mencoba karena pagi-pagi harus cek out dan segera menuju Taman Nasional Kakadu untuk petualangan selanjutnya.

~ The Emak